Bagi sekitar 80-90% penderita asma, olahraga dapat menjadi pemicu serangan asma. Sindrom ini dikenal sebagai asma akibat olahraga atau EIA. Kemungkinan serangan asma semakin meningkat saat berolahraga di cuaca dingin, jadi artikel ini menawarkan beberapa informasi dasar tentang asma akibat olahraga dan cara mencegah atau meminimalkan keparahan serangan.
Asma adalah suatu kondisi dimana penderitanya mengalami bronkospasme dan/atau bronkokonstriksi – penyempitan bronkus (saluran udara) akibat kontraksi otot polos yang berlebihan, dan peradangan. Serangan asma bisa sangat menakutkan dan dalam keadaan parah, mengakibatkan kematian akibat sesak napas (mati lemas). Dengan dimulainya olah raga pada individu sehat dan penderita asma, hormon seperti adrenalin menghasilkan efek relaksasi pada otot polos saluran pernafasan (bronkodilatasi). Namun pada penderita asma, relaksasi ini diikuti dengan bronkospasme dan biasanya dimulai dalam 5-15 menit setelah olahraga.
Alasan terjadinya bronkospasme ini tidak diketahui secara pasti, namun penelitian kedokteran olahraga menunjukkan adanya hubungan yang kuat dengan hilangnya panas dan kelembapan dari sel-sel yang melapisi saluran udara. Udara yang dihirup melalui mulut harus dihangatkan dan dilembabkan sebelum masuk lebih jauh ke paru-paru. Udara dingin tidak dapat menampung banyak uap air, dan akibatnya biasanya kering; sehingga diduga olahraga/olahraga di cuaca dingin lebih mungkin memicu penyempitan saluran napas. Berlari dalam cuaca dingin dan olahraga seperti hoki es adalah contoh klasiknya. Berenang di sisi lain dianggap sebagai olahraga yang relatif aman bagi penderita EIA.
Menjelang musim dingin, berikut beberapa tip untuk membantu meminimalkan kemungkinan serangan asma akibat olahraga.
· Lakukan pemanasan jangka panjang dengan aktivitas terus menerus selama 15-30 menit, karena hal ini telah terbukti menghasilkan “periode refrakter” di mana olahraga yang lebih intens tidak memicu serangan yang parah. Periode refraktori ini dapat berlangsung hingga 2 jam.
· Cobalah berolahraga di dalam ruangan jika memungkinkan. Jika hal ini tidak memungkinkan, kenakan syal atau benda serupa di mulut Anda saat berolahraga untuk membantu menjaga kehangatan dan kelembapan di saluran pernapasan.
· Jika berolahraga di luar ruangan, hindari berolahraga di jalan yang sibuk karena asap knalpot mobil dan polusi dapat semakin memperparah gejala.
· Selalu membawa obat bronkodilator saat berolahraga
Asma yang disebabkan oleh olahraga dapat menyebabkan iritasi dan berpotensi mematikan bagi penderitanya. Mengikuti tip yang ditawarkan dalam artikel ini dapat membantu meringankan atau meminimalkan serangan agar sesi latihan lebih efektif.